ALQURAN DAN ILMU PENGETAHUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-qur’an merupakan kitab Allah yang diwahyukan kepada nabi
Muhammad SAW dengan tujuan untuk memberikan petunjuk kepada beliau dan para
umatnya agar terhindar dari siksa Allah yang amat pedih. Didalam Al-qur’an ini
terdapat berbagai macam ilmu, baik itu yang sifatnya sebagai petunjuk, hukum,
kisah-kisah terdahulu, dan salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan.
Ilmu Pengetahuan yang terdapat dalam Al-qur’an menyangkut tentang
segala macam aspek pengetahuan yang ada dijagat raya ini. Mulai dari proses
terbentuknya bumi, hingga berakhirnya kehidupan dijagat raya. Ilmu Pengetahuan
yang terdapat dalam Al-qur’an tidak perlu lagi diragukan kebenarannya dan juga
kebbenarannya bersifat ilmiyah atau dapat dibuktikan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pandangan umat terhadap Al-qur’an?
2.
Bagaimana
pandangan umat mengenai Ilmu Pengetahuan?
3.
Bagaimana
pandangan Al-qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan?
4.
Bagaimana
korelasi atau keterkaitan Al-qur’an dengan Ilmu Pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Al-qur’an
Ditinjau dari segi bahasa, Al-qur’an berasal dari bahasa arab
qara’a yang artinya “bacaan” atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Sedangkan
menurut istilah yaitu firman Allah yang tiada tandingnya, diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara Malaikat Jibril
a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita
secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang
dimulai dengan surat Al-fatihah dan ditutup dengan An-nas.
Al-qur’an adalah sebuah dokumen untuk ummat manusia. Bahkan kitab
ini sendiri menamakan dirinya “petunjuk bagi manusia” (hudal lin-nas) (2:185)
dan berbagai julukan lain yang senada didalam ayat-ayat yang lain. Meskipun
demikian Al-qur’an bukanlah sebuah risalah mengenai Tuhan dan sifat-sifat-Nya.
B.
Pengertian
Ilmu Pengetahuan
Pengertian Ilmu adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan alam manusia. Sedangkan Pengertian Pengetahuan adalah
informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk memperoleh pemahaman,
pembelajaran dan pengalaman yang terakumulasi sehingga bisa diaplikasikan ke
dalam masalah/proses bisnis tertentu.
Lalu Pengertian Ilmu Pengetahuan Secara umum adalah suatu sistem
berbagai pengetahuan yang didapatkan dari hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang
dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode tertentu. Secara
etimologi, ilmu berasal dari bahasa arab dari kata ilm yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahuai. Jadi dapat diartikan bahwa ilmu pengethuan adalah memahami suatu
pengetahuan.
Selain pengertian ilmu pengetahuan secara umum, terdapat beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian ilmu pengetahuan baik dari luar negeri maupun
yang berada di dalam negeri dalam mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian
ilmu pengetahuan yaitu sebagai berikut:
Pengertian Ilmu
Pengetahuan Menurut Para Ahli di Luar Negeri
·
Asle Montagu: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Asle Montagu dalam
bukunya “The cultured man” adalah sebagai pengetahuan yang disusun dalam
satu sistem yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan yang telah
dilakukan dipakai untuk menentukan hakikat prinsip tentang hak yang sedang
dipelajari.
·
V.Afayanev: Menurut V. Afayanev, bahwa pengertian ilmu pengetahuan
dalam buknya Marxist Philosophy adlaah pengetahuan manusia tentang alam,
masyarakat dan pikiran.
·
Ralp Ross dan Ernes Van Den Haag: Menurut Ralp Ross dan Ernes Van Den
Haag dalam bukunya yang berjudul The Fabric of Society, bahwa ilmu memiliki
kriteria empiris, rasional umum, kumulatif, dan keempatnya serentak
terpenuhi.
Pengertian Ilmu
Pengetahuan Menurut Para Ahli di Indonesia
·
Moh. Hatta: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Moh. Hatta bahwa ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan hukum
umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya sama baik dilihat
dari kedudukannya maupun hubungannya.
·
Dadang Ahmad S: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Dadang Ahmad S, adalah
suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga dapat
menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
·
Mappadjantji Amien: Menurutnya, pengertian ilmu pengetahuan adalah sesuatu
yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang memiliki
paradigma, objek pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk sains baru
dengan tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan menemukan diri
untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal Allah.
·
Syahruddin Kasim: Menurut Syahruddin Kasim, bahwa pengertian ilmu
pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang
pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi
hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah alam
semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan.
·
Helmy A. Kotto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Helmy. A. Kotto
bahwasanya ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang
terus menerus sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu
sendiri.
·
Sondang Siagian: Menurut Sondang Siagian bahwa ilmu pengetahuan adalah
suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol, dalil, rumus, yang
melalui percobaan yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya,
dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan
dipelajari.
·
Soerjono Soekanto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Soerjono Soekanto
adalah pengetahuan yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol)
dengan kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya.
·
Abu Bakar: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Abu Bakar adalah suatu
pendapat atau buah pikiran, yang memenuhi persyaratan dalam ilmu pengetahuan
terhadap suatu bidang masalah tertentu.
C.
Pandangan
Al-qur’an terhadap Ilmu Pengetahuan
Pandangan
Al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan dapat kita ketahui prinsip-prinsipnya
melalui wahyu yang pertama diturunkan Allah pertama kali Q.S Al-‘Alaq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ
عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4)
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
“1.Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari
segumpal darah, 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, 4. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam, 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang
tidak diketahuinya”.
Iqra' terambil
dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna
seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu,
dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak
menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-Quran menghendaki umatnya membaca
apa saja selama bacaan tersebut bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra' berarti
bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam,
tanda-tanda zaman, sejarah, maupun diri sendiri, yang tertulis maupun yang tidak.
Alhasil, objek perintah iqra' mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya.
Dalam pandangan
Al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap
makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan. Ini tercermin dari kisah
kejadian manusia pertama yang dijelaskan Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 31 dan
32:
“Dan dia (Allah)
mengajarkan kepada Adam, nama-nama (benda-benda) semuanya. Kemudian Dia
mengemukakannya kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar (menurut
dugaanmu)." Mereka (para malaikat) menjawab, "Maha Suci Engkau tiada
pengetahuan kecuali yang telah Engkau ajarkan. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
D. Hubungan antara Al-qur’an dengan
Ilmu Pengetahuan (IPTEK)
Sering kali diperdebatkan apakah Ilmu Pengetahuan khususnya IPTEK itu bebas nilai atau tidak. Mereka yang menganggap Ilmu Pengetahuan
khususnya IPTEK itu bebas nilai tentu akan melakukan aktivitasnya yang
terkait dengan Ilmu Pengetahuan khususnya IPTEK tanpa mengindahkan tata nilai termasuk nilai- nilai agama (kecuali
nilai-nilai ilmu pengetahuan itu sendiri, seperti kebenaran, objektifitas).
Sebaliknya bagi
mereka yang berpaham bahwa IPTEK itu tidak bebas nilai akan melakukan
aktivitasnya yang berkaitan dengan IPTEK selalu mendasarkan pada nila- nilai
yang diyakininya. Artinya mereka
akan lebih selektif dalam segala aktifitasya dan penerapan
ilmu-ilmu itu akan tercermin dalam perilakunya termasuk dalam penerapan IPTEK.
Bagi kelompok yang disebut terakhir ini akan menolak prinsip “science for the sake of science”
Al-Qur’an
merupakan mujizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk
digunakan sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga
akhir zaman. Sebagai petunjuk dari Allah tentulah isi dari Al-Quran tidak akan
menyimpang dari Sunatullah (hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan
Allah sedangkan Al-Qur’an adalah merupakan hasil perkataan Allah. Karena Allah
bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah tidak
sejalan dengan perbuatan-Nya (Sunatullah).
Al-Qur’an juga
menerangkan tentang fase-fase pertumbuhan janin sejak dari air mani lalu
menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging , sampai
daging itu di jadikan tulang dan tulang itu dibungkus daging. Kemudian Allah menciptakan satu makhluk baru. Ini merupakan deskripsi
detail yang sekarang dapat dibuktikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran modern. Hal ini termaktub dalam Q.S. Al-Mu’min :
12-14.
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ(12)
ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ(13)
ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ(14)
Artinya:
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik.
Termasuk bukti lain ialah apabila pada suatu malam yang cerah kita
memandang ke langit maka akan tampaklah oleh kita bintang-bintang yang sangat banyak
jumlahnya. Pada zaman dahulu orang memandang bintang-bintang itu hanyalah
sebagai sesuatu yang sangat kecil dan bercahaya yang bertaburan di angkasa.
Namun setelah
ditemukannya teleskop dan ilmu pengetahuan serta teknologi juga semakin
berkembang, orang akhirnya dapat mengetahui bahwa bintang-bintang merupakan
bagian dari suatu gugusan yang dinamakan galaksi yang di alam ini jumlahnya
lebih dari 100 milyar. Sedangkan masing-masing bintang ini terdiri dari planet-planet
yang masing-masing peredarannya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling
bertabrakan satu sama lain.
Padahal hal demikian sudah
difirmankan dalam Al-Qur’an:
”Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya”
(QS. Al-Anbiya’ ayat 33).
Sehingga akhirnya orang
berdasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya mengakui bahwa alam
semesta ini maha luas. Sebenarnya Allah telah menegaskan hal ini di dalam Al
Quran yang diturunkan jauh sebelum ditemukannya teleskop yaitu:
”Dan langit itu Kami bangun
dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya” (QS.
Adz Dzaariyaat ayat 47)
“Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka
sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar ….”
(Fushilat : 53)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an
merupakan mujizat yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk
digunakan sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga
akhir zaman. Sebagai petunjuk dari Allah tentulah isi dari Al-Quran tidak akan
menyimpang dari Sunatullah (hukum alam) sebab alam merupakan hasil perbuatan
Allah sedangkan Al-Qur’an adalah merupakan hasil perkataan Allah. Karena Allah
bersifat Maha segala-galanya maka tidaklah mungkin perkataan Allah tidak
sejalan dengan perbuatan-Nya (Sunatullah).
Al-Qur’an juga
menerangkan tentang fase-fase pertumbuhan janin sejak dari air mani lalu
menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging , sampai
daging itu di jadikan tulang dan tulang itu dibungkus daging. Kemudian Allah menciptakan satu makhluk baru. Ini merupakan deskripsi
detail yang sekarang dapat dibuktikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran modern.
Dalam pandangan
Al-Qur’an, ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap
makhluk-makhluk lain guna menjalankan fungsi kekhalifahan.
B. Daftar Pustaka
Achmad Baiquni,
Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997. h. 17.
H.G. Sarwar, Filsafat
Al-Qur’an, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 1994. h. 125.
DEPAG,
Sains Menurut Perespektif Al-qur’an, PT. Dwi Rama, 2000. h. 3.
Comments
Post a Comment